Jumat, 05 Juli 2013

askeb neonatus



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI  “ D” s
WASA NEONATUS DENGAN “ FIMOSIS’’
DI RUMAH SAKIT UMUM SOE
TANGGAL , 26-02-2012
                                                                                                                

                                                                                                                                      

OLEH:
NAMA: YUSRI ADRIANA TEFI
NIM: PO.71.3.211.11.1.090
KELAS: YPKP
SEMESTER: III


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KEBIDANAN
2012
KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah berkenan memberi petunjuk dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “FIMOSIS ” . Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, dukungan moril maupun materi dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Pembimbing dan kepada teman-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Dalam penulisan makalah ini, penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik, namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

MAKASAR,12 NOVEMBER 2012

PENULIS        












DAFTAR ISI

HALAMAN  JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................
      1.1  Latar Belakang..............................................................................................
      1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................
      1.3  Tujuan.............................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................................
A. TEORI (KONSEP DASAR)...................................................................................
2.  Pengertian Masalah.........................................................................................
      2.1 Fimosis................................................................................
      2.2  Etiologi fimosis ..............................................................
      2.3 Patofisiologi fimosis......................................................
      2.4  Gejala/Tanda-Tanda Klinis fimosis.........................
2.5 Tindakan / intervensi..................................................
 B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN............................................................
     3.1  Pengertian Manajemen............................................................................
     3.2 Teori 7 Varney..............................................................................................
     3.3 Pendokumentasian (SOAP)......................................................................
BAB. III
A.Tujuan Kasus.......................................................................................................
B.Pengkajian Data (Biodata).............................................................................
C.Pendokumentasian (SOAP)...........................................................................

BAB. IV
Pembahasan Dari Tinjauan Kasus (Masalah, Implementasi)................

BAB .V  PENUTUP........................................................................................................
A.    Kesimpulan.........................................................................................................
B.     Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................




















BAB I
PENDAHULUAN
      1.1    Latar Belakang
Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi kulit preputium ke belakang sulkus. Glandularis hanya dapat di lakukan pada sekitar 50% anak laki-laki, hal ini meningkat menjadi 89% pada saat usia 3 tahun. Insidens fimosis adalah sebesar 8% pada usia 6 sampai 7 tahun dan 1% pada laki-laki usia 16 sampai 18 tahun. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menzhun. Fimosis ini bisa  mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan ( sirkumsisi ). Suatu penelitian lain juga mendapatkan bahwa hanya 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-lai berusia 17 tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5 sampai 13 tahun yaang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
1.2 Rumusan Masalah
            Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada kasus ini adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan fimosis.
1.3   Tujuan
1.      Tujuan Umum
            Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada anak yang       menderita penyakit fimosis.


2.      Tujuan Khusus
                  a.       Mengetahui asuhan pada penyakit fimosis
                  b.      Mengetahui pengertian pada penyakit fimosis
                  c.       Mengetahui etiologi, tanda dan gejala serta tindakan yang tepat untuk mengatasi            fimosis



















BAB III
PEMBAHASAN
 A. TEORI (KONSEP DASAR)
2.  Pengertian Masalah
     2.1 Fimosis
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Fimosis baik merupakan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glands penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala penis tersebut juga dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin. Preputium terdiri dari dua lapis, yaitu bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan ke belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapisan bagian dalam preputium melekat pada glands penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan pada prepusium.Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium  menggelembung seperti balon. Hal ini dapat menyebabkan bayi atau anak sering menangis keras sebelum urine keluar.
      2.2 Etiologi
      Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
      2.3 Patofisiologi
                  Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir,karena terdapat adesi alamiah antara preputium dengan glans penis.sampai usia 3-4 tahun,penis tumbuh dan berkembang.Debris yang dihasilkan oleh epitel preputium (smegma) mengumpul didalam preputium dan barlahan-lahan memisahkan preputium dengan glans penis.smegma terjadi dari sel-sel mukosa perputium dan glans penis yang mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada didalamnya.
                  Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat preputium terdilatasi berlahan-lahan sehinggan preputium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke arah proksimal.pada usia 3 tahun,90%  preputium sudah dapat diretraksi.
                  Biasanya anak menangis dan pada ujung penis tampak menggelembung.air kemih yang tidak lancar,kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang tidak dapat diduga.ujung penis yang menggelembung disebabkan oleh adanya penyempitan pada ujung preputium karena terjadi perlengketan dengan glans penis yang tidak dapat ditarik ke arah proksimal.adanya penyempitan tersebutmenyebabkan terjadi gangguan aliran urin  pada saat miksi sehingga ujung penis tampak menggelembung.

      2.4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit fimosis diantaranya :
      1.      Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine.
      2.      Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang       air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh     karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit.
      3.      Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena  timbul rasa sakit.
      4.      Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan.
      5.      Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga.
      6.      Bisa juga disertai demam.
      7.      Terjadi iritsi pada penis.

      2.5 Tindakan/intervensi       
      1.      Penatalaksanaan Secara Medis
                   a)      Dilakukan  tindakan sirkumsisi ( membuang sebagian atau seluruh bagian kulit                     preputium )
                  b)      Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty ( memperlebar bukaan kulit                          preputium tanpa memotongnya )
      2.       Penatalaksanaan Secara Konservatif
     Cara menjaga kebersihan pada fimosis yaitu dengan menjaga kebersihan bokong dan     penis.
      a.       Bokong
Area ini mudah terkena masalah, karena sering terpapar dengan popok basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme penyebab infeksi air kemih atau tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah disekitar bokong. Meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi, gatal-gatal dan merah dibokong cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan yang penting adalah mempertahankan area ini tetap kering dan bersih.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
      1)      Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam atau berpergian.
      2)      Jangan berganti-ganti merek diapesr. Gunakan hanya satu merek yang cocok dengan bayi .3)      Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian paha        untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil atau           besar).
      4)      Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur          dengan bokong terbuka. Pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tidak      kedinginan.
      5)      Jika peradangan kulit karena popok pada bayi tidak membaik dalam 1 sampai 2 hari atau     lebih bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter.
      b.      Penis
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
          1)             Sebaiknya setelah BAK penis dibersihkan dengan air hangat menggunakan kasa.     Membersihkannya sampai selangkang, jangan digosok-gosok.Cukup diusap dari atas   ke bawah dengan satu arah sehingga bisa bersih dan yang kotor bisa hilang.
          2)             Setiap selesai BAK, popok selalu diganti agar kondisi penis tidak iritasi.
          3)             Setelah BAK penis jangan dibersihkan dengan sabun yang banyak karena bisa         menyebabkan iritasi.
          4)             Memberikan salep kortikoid ( 0,05 – 0,1 % ) 2x / hari selama 20 – 30 hari , terapi ini          tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang masih memakai popok, tetapi dapat          dipertimbangkan untuk usia sekitar 3 tahun




          B.MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
          3.1 Pengertian Manajemen
                      Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management yang berarti ketatalaksanaan atau pengelolaan. Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan pada individu pasien atau klien yg pelaksaannya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui suatu  proses yang di sebut manajemen kebidanan.
                      Proses manajemen adalah suatu proses pemecahan. Proses manajemen memberi suatu metode pengaturan/pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun petugas kesehatan.

          3.2 TEORI 7 VARLEY
                      Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.  Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkanprosesmanajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik
          Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif

1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a)         Nama, jelas dan lengkap
b)         Umur, dicatat dalam tahun
c)         Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau          mengarahkan pasien dalam berdoa
d)         Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga bidan    dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
e)         Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari – hari
f)          Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh pada        tingkat gizi pasien
g)         Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
h)         No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien
2. Keluhan utama
            Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,      misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium
3. Riwayat kesehatan
a.         Riwayat kesehatan yang lalu  Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau        penyakit akut yang diderita
b.         Riwayat kesehatan sekarang  Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang    diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
c.         Riwayat kesehatan keluarga Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit          keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya
          4. Riwayat Perkawinan : Berapa kali menikah, status menikah
5. Riwayat Obstetrik
a.         Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah           pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan      nifas yang lalu
b.         Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak,     keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan,
6. Riwayat KB
            Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang diinginkan.
7. Kehidupan sosial budaya
            Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )
8. Data Psikososial
            Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya
9. Data pengetahuan
            Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang     perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a.         Nutrisi :Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan         pantangan
b.         Eliminasi :Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah,          bau, warna, konsistensi
c.         Istirahat :Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
d.         Personal hygiene :Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada          bagian genitalis
e.         Aktivitas Pola aktivitas pasien sehari – hari
B. Data Objektif
            Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif adalah
1. Tanda – tanda vital
            Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
a. Temperatur/suhu
b. Nadi dan pernapasan
c. Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Fisik
a.         Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada       pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b.         Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas           ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian         fundal saat masa post partus segera )
c.         Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d.         Keadaan genitalia ( Normal :
            - lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir –     butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah     terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
            - Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
            - Keadaan anus : hemorrhoid.
            - Keadaan ekstreminitas : varises, oedema
         
          Langkah II : Interpretasi data dasar
                      Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
a.        Diagnosa Kebidanan Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan   keadaan nifas Data dasar meliputi :
1.         Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus          atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2.         Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang         pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
          b.        Masalah  Permasalahn yang munculberdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi Data subjektif (data yang didapat dari hasil anamneses pasien ) dan data             objektif ( data yang didapat dari hasil pemeriksaan


          Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
                      Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi
          Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang membutuhkan                      penanganan segera
                      Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada kunjungan antenatal saja. Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin dan menyelesaikan masa nifasnya dengan aman
          Langkah V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
                      Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifiakasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan pasien sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum melaksanaknnya.adapun hal – hal yang perlu dilakukan yaiyu meliputi :
a. Observasi :
            keadaan umu pasien, kesadaran, tanda – tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan       ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
b. Kebersihan Diri
            1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
            2. Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
            1. Cukup istirahat
            2. Beri pengertian manfaat istirahat
            3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
            1. Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori
            2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui
            3. Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari ) dan Vit A
e. Perawatan payudara
            1. Jaga kebersihan payudara
            2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan seksual
            Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana
            Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya
           Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
                      Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman. Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.
a. Mengobservasi meliputi :
            1. Keadaan umum
            2. Kesadaran
            3. TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
            4. TFU, kontraksi uterus
            5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh       menghambat proses involusi uterus
            6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran             lochea, memperlancar peredaran darah
b. Kebersihan diri
            1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
            2. Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
            1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
            2. Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan    produksi produksi ASI kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat    menyebabkan perdarahan
            3. Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
            1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu             makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral
            2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
            3. Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan
            4. Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada   bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara
            1. Jaga kebersihan payudara
            2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan Seksual Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa            nifas terlewati sesuai dengan keinginannya
          Langkah VII : evaluasi
                      Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif.











3.3  Pendokumentasian (SOAP)
            Pendokumentasian yang benar adalah pendokummentasian mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien,didalamnya tersiratproses berfikir bidan yang sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.pendokumentasian atau catatan manejemen kebidanan dapat diterapkandengan metode soap.dalam metode soap,S adalah data subjektif,O adalah data objektif,A  adalah Analisis / Assesment dan P adalah Planning
Ø  S (Data subjektif)

Data subjektif (S), merupakan pendokumentasian manejemen kebidanan(pengkajian data) terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.ekspresi pasien mengenai kekwatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
Ø  (Data objektif)

            Data objektif merupakan pendokumentasian manejemen kebidanan menurut varley pertama(pengkajian data) terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lainnya.


Ø  A (Assessment)

            A (Analisis/Assesment), merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi ( kesimpulan) dari data subjektif  .Assesment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut varley langkah kedua,ketiga,keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini diagnosis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis /masalah potensial.


Ø  P (Planning)

            Planning/ perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data.rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahtraannya.pendokumentasian P dalam SOAP ini juga adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien.

BAB III

A.Tinjauan kasus
No register / rekam medis                             : 11021991
Tanggal masuk / tanggal kunjungan              : 20 November 2011
Tanggal / jam pengkajian                               : 21 November 2011/ O8.00 WIB
Pengkaji                                                          : Neni Hindriani
Tempat                                                            : Klinik

B.Pengkajian data
      a.Data Subjektif
      1.      Biodata
      a.       Identitas Bayi
       Nama bayi                   : By. D
            Tanggal lahir/hari/jam : Minggu, 13 November 2011,  jam 09.00 WIB
Jenis kelamin              : Laki - laki
       BB                                : 3 kg
       PB                                : 47 cm
      b.      Identitas Orang Tua
       Nama ibu        : Diah                           Nama Ayah     : Sidik  
       Umur               : 29 tahun                    Umur               : 32 tahun
       Agama             : Islam                         Agama             : Islam
       Pendidikan      : SMA                           Pendidikan      : SMA
       Pekerjaan        : IRT                             Pekerjaan        : Wiraswasta
Golongan darah : O                             Golongan darah : A
                        Alamat                        : Nonohonis
      2.      Keluhan Utama
           Bayi sering menangis keras ketika akan BAK
      3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
            Ibu mengtakan bahwa bayinya selalu menangis pada  saat akan BAK
      4.      Riwayat Kesehatan yang Lalu
      a.       Riwayat Kehamilan
G 2 P 2 A 0
            Usia kehamilan 38 minggu, mengkonsumsi obat  FE dan vit B Complek, ibu mengatakan pernah imunisasi TT 2 kali pada saat usia 5 bulan dan 6 bulan, ibu pernah melakukan USG, ibu mengatakan tidak ada komplikasi yang berat saat kehamilan.
      b.      Riwayat Persalinan
            Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh bidan persalinan berlangsung di klinik, dengan normal tanpa menggunakan alat, kira-kira persalinan ± 8 jam dengan presentasi kepala, ketuban pecah dengan spontan dengan warna cairan ketuban putih, tidak ada komplikasi  yang menyertai persalinan, dengan keadaan tali pusat normal,tidak di berikan obat saat persalinan
      c.       Keadaan Bayi saat Lahir
            Ibu mengatakan  ada kelainan pada bayi, yaitu bayi sering menangis keras ketika akan BAK, dan pada saat lahir bayi di berikan salep mata dan VIT K, Keadaan bayi rewel, pernapasan spontan,frekuensi teratur, bayi lahir dengan tangisan yang kuat, warna kulit kemerahan.
      d.      Riwayat Post Natal
            Berat badan bayi saat lahir 3 kg,panjang badan bayi 47 cm, ada kelainan congenital,       kondisi kesehatan tidak baik.
      5.      Riwayat Imunisasi
            Ibu mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi hepatitis B, polio pada saat lahir.
      6.      Riwayat Tumbuh Kembang
            Ibu mengatakan berat badan bayinya waktu lahir 3 kg, tinggi badan waktu lahir 47 cm.
      7.      Riwayat Kesehatan Keluarga
            Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit keluarga seperti        hipertensi, TBC, dan lain – lain, meskipun ada keluarganya yang menderita hipertensi
      8.      Riwayat Psikososial
            Hubungan ibu dengan anak sangat erat dan penuh kasih sayang, begitu pula dengan        keluarga anak yang bahagia atas kelahirannya.
      9.      Pola Kebiasaan Sehari-hari
      a.       Nutrisi
            Ibu mengatakan bayinya menyusu ASI, setiap bayi ingin menyusu dan jika bayi rewel.
      b.      Eliminasi
            Ibu mengatkan bayinya BAB 3 kali/ hari dengan konsistensi lembek, dan BAK 4-5 kali/     hari dengan warna jernih kekuningan, dan sering menangis keras pada saat akan BAK.
      c.       Istirahat dan tidur
            Ibu mengatakan banyinya tidur malam ± 6  jam, dan tidur siang ± 4  jam.
      d.      Hygiene
            Ibu mengatakan bayinya di mandikan 2 kali/hari,dan di bersihkan bagian tali pusat 2       kali/hari,ganti popok setiap bayi BAK atau BAB.

C.Pendokumentasian (SOAP)

·         S :        Ibu mengatakan bayinya sering menangis ketika akan BAK,berat badan bayinya menurun,bayi menyusui dengan baik,Ibu cemas,kwatir,dan takut dengan keadaan bayinya.


·         O :       KU baik,bayi sering rewel,gerakan kurang aktif,suhu 36,5 derajat celcius,P :         60x/i denyut nadi : 140x/i, BAK (+),BAB(-),adanya kelainan pada alat kelamin.



·         A :        Bayi D berusia 1 minggu dengan fimosis



·         P :        -memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
            -memberitahukan kemungkinan kelainan yang diderita bayinya adalah fimosis     karena dilihat dari hasil pemeriksaan dan tanda-tanda seperti bayi sesalu        menangis keras saat BAK
            -memberitahukan kepada ibu agar  tidak menarik puerpetium bayinya ke             belakang secara paksa karena dapat menyebabkan infeksi
            -menjaga kebutuhan personal hygiene terutama penis dan tidak mencuci penis    dengan sabun yang berlebihan
            -memberikan terapi obat dengan salep yang meningkatkan elastifitas kulup         penis
                -  menjaga kebersihan kelamin dengan cara rutin membersihkannya tanpa           penarikan kulit preputium secara berlebihan Ke belakang batang penis dan           mengembalikan kembali kulit preputium ke depan batang penis setiap selesai             membersihkannya.
            -menganjurkan ibu supaya segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke            dokter spesialis anak dan melakukan tindakan sirkumsisi.









BAB IV
PEMBAHASAN DARI TINJAUAN KASUS (MASALAH, IMPLEMENTASI)

Ø  MASALAH :fimosis yang terjadi pada bayi bisa merupakan kelainan bawaan seajk lahir (kongetalia) maupun didapat.fimosis merupakan kondisi penis dengan kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) yang tidak bisa ditarik kebelakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis.
Ø  TEORI : fimosis adalah keadaan dimana kulit penis(preputium) melekat pada kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.preputium terdiri dari 2 lapis yaitu bagian dalam dan luar sehingga dapat ditarik kedepan dan kebelakang batang penis.pada fimosis lapisan bagian dalam preputium melekat pada glansd penis.
      Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan      pada prepusium.kelainan ini juga dapat menyebabkan bayi atau anak sukar             berkemih.kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung           seperti balon,hal ini dapat menyebabkan bayi atau anak sering menangis keras      sebelum urin keluar.
Ø  KASUS NYATA : Insiden fimosis adalah sebesar 8%  pada usia 6-7 tahun dan 1% pada laki-laki usia 16-18 tahun.suatu penelitian lain juga mendapatkan bahwa hanya 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik kebelakang penis pada saat lahir namun mencapai 90% pada usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang dapat mengalami fimosis kongenital,walaupun demikian penelitian lain mendapatkan hanya 2% dari 200 anak laki-laki umur 5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik kebelakang penis.
Ø  MENURUT PENDAPAT SIAPA, DICANTUMKAN DI MANA, DI HALAMAN BERAPA : Haws.Paulette S.2008,Asuhan Neonatus rujukan cepat jakarta,EGC dan Depkes RI.2003.Konsep Asuhan Kebidanan.Tridasi Printer,jakarta.
Dicantumkan di Buku : ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA  Halaman : 160-163.
BAB IV
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Adapula tanda dan gejala pada fimosis di antaranya : Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine, Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada         ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit, Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena  timbul rasa sakit, Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan, Air seni keluar tidak         lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga, Bisa juga disertai demam, dan terjadi iritsi pada penis.



      B.     Saran
Dalam mengerjakan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, maka dari itu saya meminta saran dan kritik yang dapat membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.










DAFTAR PUSTAKA

      1.      Ngastiyah,2005,Perawatan Anak Sakit,Jakarta: EGC
      2.      Haws.,Paulette S.,2008,Asuhan Neonatus Rujukan Cepat,Jakarta; EGC

1 komentar: