ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “ D”
s
WASA NEONATUS DENGAN “ FIMOSIS’’
DI RUMAH SAKIT UMUM SOE
TANGGAL , 26-02-2012
OLEH:
NAMA: YUSRI ADRIANA TEFI
NIM: PO.71.3.211.11.1.090
KELAS: YPKP
SEMESTER: III
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KEBIDANAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah berkenan
memberi petunjuk dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “FIMOSIS ” . Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak sekali
mendapat bantuan, dukungan moril maupun materi dari berbagai pihak dan pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Pembimbing dan
kepada teman-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukan sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam
penulisan makalah ini, penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik, namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
MAKASAR,12 NOVEMBER 2012
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR
ISI......................................................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1
Latar
Belakang..............................................................................................
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3
Tujuan.............................................................................................................
BAB II.
PEMBAHASAN..............................................................................................
A. TEORI (KONSEP
DASAR)...................................................................................
2. Pengertian
Masalah.........................................................................................
2.1
Fimosis................................................................................
2.2
Etiologi fimosis
..............................................................
2.3 Patofisiologi fimosis......................................................
2.4
Gejala/Tanda-Tanda Klinis fimosis.........................
2.5
Tindakan / intervensi..................................................
B. MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN............................................................
3.1
Pengertian
Manajemen............................................................................
3.2 Teori 7
Varney..............................................................................................
3.3 Pendokumentasian
(SOAP)......................................................................
BAB. III
A.Tujuan
Kasus.......................................................................................................
B.Pengkajian Data (Biodata).............................................................................
C.Pendokumentasian
(SOAP)...........................................................................
BAB. IV
Pembahasan Dari Tinjauan Kasus (Masalah, Implementasi)................
BAB .V PENUTUP........................................................................................................
A.
Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran
...................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi
kulit preputium ke belakang sulkus. Glandularis hanya dapat di lakukan pada
sekitar 50% anak laki-laki, hal ini meningkat menjadi 89% pada saat usia 3
tahun. Insidens fimosis adalah sebesar 8% pada usia 6 sampai 7 tahun dan 1%
pada laki-laki usia 16 sampai 18 tahun. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa
terjadi akibat iritasi menzhun. Fimosis ini bisa mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas
seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan ( sirkumsisi
). Suatu penelitian lain juga mendapatkan bahwa hanya 4% bayi yang seluruh
kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun
mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-lai berusia 17 tahun yang
masih mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain
mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5 sampai 13 tahun yaang
seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada kasus ini
adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
fimosis.
1.3
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada anak yang menderita penyakit fimosis.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui asuhan pada penyakit fimosis
b. Mengetahui pengertian pada penyakit fimosis
c. Mengetahui etiologi, tanda dan gejala serta
tindakan yang tepat untuk mengatasi fimosis
BAB III
PEMBAHASAN
A. TEORI (KONSEP DASAR)
2. Pengertian Masalah
2.1 Fimosis
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada
bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air
seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Fimosis baik merupakan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat,
merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glands penis)
tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit
yang melingkupi kepala penis tersebut juga dikenal dengan istilah kulup,
prepuce, preputium, atau foreskin. Preputium terdiri dari dua lapis, yaitu
bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan ke belakang pada
batang penis. Pada fimosis, lapisan bagian dalam preputium melekat pada glands
penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk
berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan pada
prepusium.Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih.
Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon. Hal ini dapat
menyebabkan bayi atau anak sering menangis keras sebelum urine keluar.
2.2 Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di
antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.kondisi ini menyebabkan
kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah
pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir atau didapat, misalnya karena
infeksi atau benturan.
2.3 Patofisiologi
Fimosis
dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir,karena terdapat adesi alamiah
antara preputium dengan glans penis.sampai usia 3-4 tahun,penis tumbuh dan
berkembang.Debris yang dihasilkan oleh epitel preputium (smegma) mengumpul
didalam preputium dan barlahan-lahan memisahkan preputium dengan glans
penis.smegma terjadi dari sel-sel mukosa perputium dan glans penis yang
mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada didalamnya.
Ereksi
penis yang terjadi secara berkala membuat preputium terdilatasi berlahan-lahan
sehinggan preputium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke arah proksimal.pada
usia 3 tahun,90% preputium sudah dapat
diretraksi.
Biasanya
anak menangis dan pada ujung penis tampak menggelembung.air kemih yang tidak
lancar,kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang tidak dapat
diduga.ujung penis yang menggelembung disebabkan oleh adanya penyempitan pada
ujung preputium karena terjadi perlengketan dengan glans penis yang tidak dapat
ditarik ke arah proksimal.adanya penyempitan tersebutmenyebabkan terjadi
gangguan aliran urin pada saat miksi
sehingga ujung penis tampak menggelembung.
2.4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit fimosis diantaranya :
1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan
urine.
2. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan
menggembang saat mulai buang air
kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu
tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit
pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit.
3. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang
air kecil karena timbul rasa sakit.
4. Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal
ketika akan dibersihkan.
5. Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang
menetes dan kadang-kadang memancar dengan
arah yang tidak dapat di duga.
6.
Bisa juga disertai demam.
7. Terjadi iritsi pada penis.
2.5 Tindakan/intervensi
1. Penatalaksanaan Secara Medis
a) Dilakukan tindakan sirkumsisi (
membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium
)
b) Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty (
memperlebar bukaan kulit preputium
tanpa memotongnya )
2. Penatalaksanaan Secara Konservatif
Cara menjaga kebersihan pada
fimosis yaitu dengan menjaga kebersihan bokong dan penis.
a. Bokong
Area ini mudah terkena masalah, karena sering terpapar dengan popok
basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme
penyebab infeksi air kemih atau tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju.
Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah disekitar bokong. Meski tak semua
bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi, gatal-gatal dan merah dibokong
cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan yang penting adalah mempertahankan
area ini tetap kering dan bersih.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
1) Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat
tidur malam atau berpergian.
2) Jangan berganti-ganti merek diapesr. Gunakan
hanya satu merek yang cocok dengan bayi .3) Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers,
kendurkan bagian paha untuk
ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil atau besar).
4) Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya
terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur dengan
bokong terbuka. Pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tidak kedinginan.
5) Jika peradangan kulit karena popok pada bayi
tidak membaik dalam 1 sampai 2 hari atau lebih
bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter.
b. Penis
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
1)
Sebaiknya setelah BAK penis
dibersihkan dengan air hangat menggunakan kasa. Membersihkannya sampai selangkang, jangan digosok-gosok.Cukup
diusap dari atas ke bawah dengan satu
arah sehingga bisa bersih dan yang kotor bisa hilang.
2)
Setiap selesai BAK, popok
selalu diganti agar kondisi penis tidak iritasi.
3)
Setelah BAK penis jangan
dibersihkan dengan sabun yang banyak karena bisa menyebabkan iritasi.
4)
Memberikan salep kortikoid (
0,05 – 0,1 % ) 2x / hari selama 20 – 30 hari , terapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan
anak-anak yang masih memakai popok, tetapi dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar 3 tahun
B.MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Pengertian
Manajemen
Manajemen berasal dari
bahasa inggris yaitu management yang berarti ketatalaksanaan atau pengelolaan.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan pada individu pasien
atau klien yg pelaksaannya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui
suatu proses yang di sebut manajemen
kebidanan.
Proses manajemen adalah
suatu proses pemecahan. Proses manajemen memberi suatu metode
pengaturan/pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis
dan menguntungkan baik pasien maupun petugas kesehatan.
3.2 TEORI 7 VARLEY
Manajemen asuhan kebidanan atau
sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak
secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar
menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen
kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen Varney
dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkanprosesmanajemen
asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara
sistematis dan siklik
Langkah
I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a) Nama, jelas dan lengkap
b) Umur, dicatat dalam tahun
c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
d) Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari – hari
f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh pada tingkat gizi pasien
g) Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
h) No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang diderita
b. Riwayat kesehatan sekarang Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
c. Riwayat kesehatan keluarga Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a) Nama, jelas dan lengkap
b) Umur, dicatat dalam tahun
c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
d) Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari – hari
f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh pada tingkat gizi pasien
g) Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
h) No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang diderita
b. Riwayat kesehatan sekarang Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
c. Riwayat kesehatan keluarga Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya
4. Riwayat Perkawinan : Berapa
kali menikah, status menikah
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
b. Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan,
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang diinginkan.
7. Kehidupan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )
8. Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya
9. Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi :Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan
b. Eliminasi :Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau, warna, konsistensi
c. Istirahat :Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
d. Personal hygiene :Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
e. Aktivitas Pola aktivitas pasien sehari – hari
B. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif adalah
1. Tanda – tanda vital
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
a. Temperatur/suhu
b. Nadi dan pernapasan
c. Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b. Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partus segera )
c. Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d. Keadaan genitalia ( Normal :
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir – butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
b. Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan,
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang diinginkan.
7. Kehidupan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )
8. Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya
9. Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi :Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan
b. Eliminasi :Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau, warna, konsistensi
c. Istirahat :Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
d. Personal hygiene :Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
e. Aktivitas Pola aktivitas pasien sehari – hari
B. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif adalah
1. Tanda – tanda vital
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
a. Temperatur/suhu
b. Nadi dan pernapasan
c. Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b. Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partus segera )
c. Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d. Keadaan genitalia ( Normal :
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir – butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema
Langkah
II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi
terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas dasar
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan,
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi
oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosa.
a. Diagnosa Kebidanan Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas Data dasar meliputi :
1. Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2. Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
a. Diagnosa Kebidanan Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas Data dasar meliputi :
1. Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2. Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
b. Masalah
Permasalahn
yang munculberdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi Data subjektif (data yang didapat dari hasil anamneses
pasien ) dan data objektif (
data yang didapat dari hasil pemeriksaan
Langkah
III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil
mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah
potensial ini benar-benar terjadi
Langkah
IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang membutuhkan penanganan segera
Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah
keempat dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan kebidanan
sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada kunjungan antenatal saja.
Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin dan menyelesaikan
masa nifasnya dengan aman
Langkah
V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diindentifiakasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan
pasien sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum
melaksanaknnya.adapun hal – hal yang perlu dilakukan yaiyu meliputi :
a. Observasi :
keadaan umu pasien, kesadaran, tanda – tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
b. Kebersihan Diri
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Cukup istirahat
2. Beri pengertian manfaat istirahat
3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari ) dan Vit A
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan seksual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya
a. Observasi :
keadaan umu pasien, kesadaran, tanda – tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
b. Kebersihan Diri
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Cukup istirahat
2. Beri pengertian manfaat istirahat
3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari ) dan Vit A
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan seksual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya
Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Pada
langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman.
Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien,
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri
ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.
a. Mengobservasi meliputi :
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4. TFU, kontraksi uterus
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh menghambat proses involusi uterus
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah
b. Kebersihan diri
1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2. Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi produksi ASI kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3. Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan
4. Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan Seksual Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya
a. Mengobservasi meliputi :
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4. TFU, kontraksi uterus
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh menghambat proses involusi uterus
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah
b. Kebersihan diri
1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2. Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi produksi ASI kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3. Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan
4. Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan Seksual Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya
Langkah
VII : evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan
dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,
apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap
efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan bahwa
sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif.
3.3 Pendokumentasian (SOAP)
Pendokumentasian yang benar adalah
pendokummentasian mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang
pasien,didalamnya tersiratproses berfikir bidan yang sistematis dalam
menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen
kebidanan.pendokumentasian atau catatan manejemen kebidanan dapat
diterapkandengan metode soap.dalam metode soap,S adalah data subjektif,O adalah
data objektif,A adalah Analisis /
Assesment dan P adalah Planning
Ø S (Data subjektif)
Data subjektif (S), merupakan
pendokumentasian manejemen kebidanan(pengkajian data) terutama data yang
diperoleh melalui anamnesis.data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari
sudut pandang pasien.ekspresi pasien mengenai kekwatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung
dengan diagnosis.
Ø (Data objektif)
Data
objektif merupakan pendokumentasian manejemen kebidanan menurut varley
pertama(pengkajian data) terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
diagnostik lainnya.
Ø A (Assessment)
A
(Analisis/Assesment), merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
( kesimpulan) dari data subjektif
.Assesment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut varley
langkah kedua,ketiga,keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini
diagnosis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis /masalah
potensial.
Ø P (Planning)
Planning/ perencanaan
adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.rencana asuhan
disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data.rencana asuhan ini
bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahtraannya.pendokumentasian P dalam SOAP ini juga adalah
pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan
dalam rangka mengatasi masalah pasien.
BAB III
A.Tinjauan kasus
No register / rekam medis : 11021991
Tanggal masuk / tanggal
kunjungan : 20 November 2011
Tanggal / jam pengkajian : 21 November
2011/ O8.00 WIB
Pengkaji :
Neni Hindriani
Tempat : Klinik
B.Pengkajian data
a.Data Subjektif
1. Biodata
a. Identitas Bayi
Nama
bayi : By. D
Tanggal
lahir/hari/jam : Minggu, 13 November 2011,
jam 09.00 WIB
Jenis
kelamin : Laki - laki
BB : 3 kg
PB : 47 cm
b. Identitas Orang Tua
Nama
ibu : Diah Nama Ayah :
Sidik
Umur : 29 tahun Umur :
32 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Golongan darah : O Golongan darah : A
Alamat : Nonohonis
2. Keluhan
Utama
Bayi
sering menangis keras ketika akan BAK
3. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ibu mengtakan bahwa
bayinya selalu menangis pada saat akan
BAK
4. Riwayat
Kesehatan yang Lalu
a. Riwayat Kehamilan
G 2 P 2 A 0
Usia kehamilan 38
minggu, mengkonsumsi obat FE dan vit B
Complek, ibu mengatakan pernah imunisasi TT 2 kali pada saat usia 5 bulan dan 6
bulan, ibu pernah melakukan USG, ibu mengatakan tidak ada komplikasi yang berat
saat kehamilan.
b. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan
persalinan di tolong oleh bidan persalinan berlangsung di klinik, dengan normal
tanpa menggunakan alat, kira-kira persalinan ± 8 jam dengan presentasi kepala,
ketuban pecah dengan spontan dengan warna cairan ketuban putih, tidak ada
komplikasi yang menyertai persalinan,
dengan keadaan tali pusat normal,tidak di berikan obat saat persalinan
c. Keadaan Bayi saat Lahir
Ibu mengatakan ada kelainan pada bayi, yaitu bayi sering
menangis keras ketika akan BAK, dan pada saat lahir bayi di berikan salep mata
dan VIT K, Keadaan bayi rewel, pernapasan spontan,frekuensi teratur, bayi lahir
dengan tangisan yang kuat, warna kulit kemerahan.
d. Riwayat Post Natal
Berat badan bayi saat
lahir 3 kg,panjang badan bayi 47 cm, ada kelainan congenital, kondisi kesehatan tidak baik.
5. Riwayat
Imunisasi
Ibu mengatakan
anaknya sudah mendapat imunisasi hepatitis B, polio pada saat lahir.
6. Riwayat
Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan berat
badan bayinya waktu lahir 3 kg, tinggi badan waktu lahir 47 cm.
7. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak
pernah dan tidak sedang menderita penyakit keluarga seperti hipertensi, TBC, dan lain – lain, meskipun
ada keluarganya yang menderita hipertensi
8. Riwayat
Psikososial
Hubungan ibu dengan
anak sangat erat dan penuh kasih sayang, begitu pula dengan keluarga anak yang bahagia atas
kelahirannya.
9. Pola
Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan
bayinya menyusu ASI, setiap bayi ingin menyusu dan jika bayi rewel.
b. Eliminasi
Ibu mengatkan bayinya
BAB 3 kali/ hari dengan konsistensi lembek, dan BAK 4-5 kali/ hari dengan warna jernih kekuningan, dan
sering menangis keras pada saat akan BAK.
c. Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan
banyinya tidur malam ± 6 jam, dan tidur
siang ± 4 jam.
d. Hygiene
Ibu mengatakan
bayinya di mandikan 2 kali/hari,dan di bersihkan bagian tali pusat 2 kali/hari,ganti popok setiap bayi BAK atau
BAB.
C.Pendokumentasian (SOAP)
·
S :
Ibu mengatakan bayinya sering menangis ketika akan BAK,berat badan bayinya menurun,bayi menyusui dengan baik,Ibu
cemas,kwatir,dan takut dengan keadaan
bayinya.
·
O :
KU baik,bayi sering rewel,gerakan kurang aktif,suhu 36,5 derajat celcius,P : 60x/i denyut nadi : 140x/i, BAK
(+),BAB(-),adanya kelainan pada alat kelamin.
·
A : Bayi
D berusia 1 minggu dengan fimosis
·
P :
-memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
-memberitahukan
kemungkinan kelainan yang diderita bayinya adalah fimosis karena dilihat dari hasil pemeriksaan dan
tanda-tanda seperti bayi sesalu menangis
keras saat BAK
-memberitahukan
kepada ibu agar tidak menarik puerpetium
bayinya ke belakang secara
paksa karena dapat menyebabkan infeksi
-menjaga
kebutuhan personal hygiene terutama penis dan tidak mencuci penis dengan sabun yang berlebihan
-memberikan
terapi obat dengan salep yang meningkatkan elastifitas kulup penis
- menjaga
kebersihan kelamin dengan cara rutin membersihkannya tanpa penarikan kulit preputium secara
berlebihan Ke belakang batang penis dan mengembalikan
kembali kulit preputium ke depan batang penis setiap selesai membersihkannya.
-menganjurkan
ibu supaya segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis anak dan melakukan tindakan sirkumsisi.
BAB
IV
PEMBAHASAN DARI
TINJAUAN KASUS (MASALAH, IMPLEMENTASI)
Ø MASALAH :fimosis yang terjadi pada bayi bisa
merupakan kelainan bawaan seajk lahir (kongetalia) maupun didapat.fimosis
merupakan kondisi penis dengan kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis)
yang tidak bisa ditarik kebelakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis.
Ø TEORI : fimosis adalah keadaan dimana kulit
penis(preputium) melekat pada kepala penis (glans) dan mengakibatkan
tersumbatnya lubang saluran air seni sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan
dan kesakitan saat kencing.preputium terdiri dari 2 lapis yaitu bagian dalam
dan luar sehingga dapat ditarik kedepan dan kebelakang batang penis.pada
fimosis lapisan bagian dalam preputium melekat pada glansd penis.
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan pada prepusium.kelainan ini juga dapat
menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih.kadang-kadang
begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon,hal ini dapat menyebabkan bayi atau anak
sering menangis keras sebelum urin
keluar.
Ø KASUS NYATA : Insiden fimosis adalah sebesar
8% pada usia 6-7 tahun dan 1% pada
laki-laki usia 16-18 tahun.suatu penelitian lain juga mendapatkan bahwa hanya
4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik kebelakang penis pada
saat lahir namun mencapai 90% pada usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia
17 tahun yang dapat mengalami fimosis kongenital,walaupun demikian penelitian
lain mendapatkan hanya 2% dari 200 anak laki-laki umur 5-13 tahun yang seluruh
kulit preputiumnya dapat ditarik kebelakang penis.
Ø MENURUT PENDAPAT SIAPA, DICANTUMKAN DI MANA, DI HALAMAN BERAPA :
Haws.Paulette S.2008,Asuhan Neonatus rujukan cepat
jakarta,EGC dan Depkes RI.2003.Konsep Asuhan Kebidanan.Tridasi Printer,jakarta.
Dicantumkan di Buku : ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA Halaman : 160-163.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada
bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air
seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Adapula tanda dan gejala pada fimosis di
antaranya : Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine, Kadang-kadang
keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang
kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine
yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit
pada ujung penis sebelum keluar
muaranya yang sempit, Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil
karena timbul rasa sakit, Kulit penis
tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan, Air seni keluar
tidak lancar.Kadang-kadang menetes
dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga, Bisa juga
disertai demam, dan terjadi iritsi pada penis.
B. Saran
Dalam mengerjakan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini kurang
dari sempurna, maka dari itu saya meminta saran dan kritik yang dapat membangun
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Ngastiyah,2005,Perawatan Anak Sakit,Jakarta: EGC
2. Haws.,Paulette S.,2008,Asuhan Neonatus Rujukan
Cepat,Jakarta; EGC